

Saya ingat pertama kali mendengar tentang Amorphophallus titanum, atau yang lebih dikenal sebagai bunga bangkai. Nama itu langsung bikin saya penasaran—seberapa bau sih bunga ini sampai dikasih nama begitu? Dan kenapa ada orang yang rela ngantri berjam-jam hanya untuk melihatnya mekar?
Nah, setelah bertahun-tahun penasaran, akhirnya saya berkesempatan melihat langsung bunga bangkai ini mekar di kebun raya. Jujur, pengalaman itu jauh lebih berkesan dari yang saya bayangkan. Dari ukuran yang raksasa, bau yang luar biasa menyengat, sampai fakta bahwa bunga ini hanya mekar beberapa hari dalam belasan tahun—semuanya bikin saya merasa sedang menyaksikan sesuatu yang sangat langka dan istimewa.
Kenapa Amorphophallus titanum Begitu Spesial?
Bunga bangkai bukan sekadar tanaman raksasa yang bikin heboh. Dia punya siklus hidup yang super unik. Tanaman ini bisa menghabiskan 7–10 tahun hanya untuk tumbuh tanpa berbunga. Lalu, ketika tiba waktunya, dia mekar dalam waktu singkat—biasanya cuma 24 hingga 48 jam.
Dan saat itu terjadi? Bau busuk menyebar ke mana-mana. Saya ingat waktu pertama kali mencium baunya, rasanya kayak dicampur antara daging busuk, kaus kaki yang sudah berminggu-minggu nggak dicuci, dan sedikit aroma bawang basi. Nggak heran kalau serangga seperti lalat dan kumbang pemakan bangkai tertarik ke bunga ini—mereka mengira itu bangkai asli!
Yang lebih unik lagi, bunga ini punya mekanisme pemanasan sendiri. Suhunya bisa meningkat sampai sekitar 36°C, hampir sama dengan suhu tubuh manusia. Tujuannya? Supaya aroma busuknya bisa menyebar lebih jauh dan menarik lebih banyak serangga penyerbuk.
Kesalahan Saya: Meremehkan “Bau”nya
Oke, jadi sebelum datang ke kebun raya untuk melihat bunga bangkai mekar, saya sempat berpikir, “Ah, seberapa parah sih baunya?” Saya kira orang-orang cuma melebih-lebihkan.
Ternyata saya salah besar.
Begitu masuk ke area konservasi, saya langsung disambut oleh bau yang bikin mata berair dan perut mual. Saya coba mendekat, tapi setiap langkah rasanya seperti tantangan mental buat nggak menutup hidung. Bahkan beberapa orang di sekitar saya ada yang mundur setelah lima detik.
Jadi, kalau kamu berniat melihat Amorphophallus titanum mekar, saran saya: jangan makan berat sebelumnya. Dan kalau bisa, bawa masker—serius, itu bisa sedikit membantu.